Rabu, 09 Maret 2016

Empat Klasifikasi Model Pendidikan Golden Manners

Oleh Brilly El-Rasheed, S.Pd.
Penggagas The Golden Manners Way




Prof. Dr. ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman Al-Jibrin dalam Al-I’lam bi Kufri Man Ibtagha Ghaira Al-Islam menjabarkan empat klasifikasi pendidikan dalam rangka membangun karakter yang mantap (tsiqqah). Pertama, pendidikan keimanan (التَّرْبِيَةُ اْلإِيْمَانِيَّةُ) yaitu, tarbiyah  yang mampu menghidupkan hati dan perasaan dengan rasa takut, berharap dan cinta (kepada Allah), yang menepus kegersangan (hati) yang timbul ketika jauh dari nash-nash Al-Qur`an dan Sunnah, serta berkutat pada perkataan-perkataan manusia. Kedua, pendidikan ilmiah (التَّرْبِيَةٌ الْعِلْمِيَّةٌ) yaitu, tarbiyah yang berdiri di atas landasan dalil shahih yang menolak taklid dan sikap bunglon yang tercela. Ketiga, pendidikan yang tertata (التَّرْبِيَةُ الْوَاعِيَّةُ) yaitu, tarbiyah yang tak mengenal cara orang-orang rusak, mempelajari fikiran musuh-musuh Islam, melingkupi kenyataan dengan ilmu, kejadian-kejadian dengan pemahaman dan perbaikan, yang menafikan sikap eksklusif (tertutup), yang terkungkung oleh baiat-baiat kecil yang terbatas. Keempat, pendidikan yang berjenjang (التَّرْبِيَةُ الْمُتَدَرِّجَةُ) yaitu tarbiyah seorang muslim yang berlangsung sedikit demi sedikit, meningkat sesuai dengan tingkatan kesempurnaan ilmunya, dengan pengukuran yang seimbang, yang menafikan tarbiyah tanpa perencanaan (persiapan), tergesa-gesa, serta loncatan-loncatan yang membuat rusak.


Dengan empat bentuk proses pendidikan ini, maka karakter unggul dapat menancap secara mantap dalam jiwa (ruh) dan qalbu sehingga membentuk pribadi yang utuh (insan kamil). Empat bentuk proses pendidikan ini dapat melahirkan generasi yang teguh pada golden manners dan syariat Islam. Empat bentuk proses pendidikan ini sudah terbukti secara empiris mampu menghasilkan individu-individu yang tidak mudah terdestruksi maupun terkontaminasi pemikiran dan perbuatan yang hina lagi berbahaya bagi dunia-Akhirat.

Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai iman, maka kita akan bisa memiliki golden manners yang teguh pula. Disampaikan oleh Prof. Dr. ‘Abdul Karim Bakkar, “Sesungguhnya iman yang ada dalam hati kita serta penyerahan diri kepada ajaran yang dibawa oleh Nabi membuat setiap kita menjadi seorang yang memiliki prinsip dan nilai yang sangat agung dan mulia. Dan bahwa nilai kita yang hakiki itu mengalir dari keteguhan kita memegangi prinsip dan nilai tersebut… Masing-masing kita tidak akan mampu mewujudkan kemaslahatan dan meraih keinginan hingga semaksimal mungkin tetap berpegang teguh pada prinsip dan nilai,” dalam Khamsun Syam’ah li Idha`ah Durubikum. 



Ngaji juga ya di brillyelrasheed.wordpress.com dan brillyelrasheed561.wordpress.com.


Tags: Tarekat Mu’tabarah, ‘Umariyyah, Naqsyabandiyyah, Qodiriyyah, Syadziliyyah, Rifa’iyyah, Ahmadiyyah, Dasuqiyyah, Akbariyyah, Chistiyyah, Maulawiyyah, Kubrawardiyyah, Khalwatiyyah, Jalwatiyyah, Bakdasyiyyah, Ghuzaliyyah, Rumiyyah, Sa’diyyah, Justiyyah, Sya’baniyyah, Kalsyaniyyah, Hamzawiyyah, Bairumiyyah,. ‘Usysyaqiyyah, Bakriyyah, ‘Idrusiyyah, 'Utsmaniyyah, ‘Alawiyyah, ‘Abbasiyyah, Zainiyyah, ‘Isawiyyah, Buhuriyyah, Haddadiyyah, Ghaibiyyah, Khalidiyyah, Syaththariyyah, Bayuniyyah, Malamiyyah, ‘Uwaisiyyah, ‘Idrisiyyah, Akabiral Auliya`, Matbuliyyah, Sunbuliyyah, Tijaniyyah, Samaniyyah, Suhrawardiyyah, Syadziliyyah, Qadiriyyah, Naqsyabandiyyah

1 komentar:

  1. Baca juga http://brillyelrasheed.blogspot.co.id/2014/08/prinsip-dasar-metode-pendidikan-nabi.html

    BalasHapus